Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-
komponennya dengan mengguakan gas sebagai fasa bergerak yang melewati
suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. Fasa diam dapat berupa zat
padat yang dikenal dengan kromatografi gas padat [Gas Solution
Chromatography (GSC)] dan gas cair sebagai kromatografi gas cair [Gas
Liquid Chromatography (GLC)].
Untuk GLC fasa diamnya berupa suatu cairan bertitik didih tiggi dan
proses serapannya lebih banyak berupa partisi. Sedangkan untuk GSC fasa
diamnya berupa padatan dan adsorpsi memainkan peranan utama.
Kromatografi Gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi kolom
(serta yang lainnya seperti HPLC, TLC), tetapi memiliki beberapa
perbedaan:
Pertama, Proses memisahkan senyawa dalam campuran dilakukan antara fasa
cair diam dan fasa gas bergerak, sedangkan pada kromatografi kolom yang
seimbang dalah tahap yang solid dan bergerak adalah fasa cair.
Kedua, melalui kolom yang lolos tahap gas terletak di sebuah oven dimana
temperatur gas dapat dikontrol sedangkan kromatografi kolom biasanya
tidak memiliki kontrol seperti suhu.
Ketiga, konsentrasi yang majemuk dalam fasa gas adalah hanya salah satu fungsi dari tekanan uap dari gas.
Pada Prinsipnya, pemisahan Kromatografi Gas adalah disebabkan oleh
perbedaan dalam kemampuan distribusi analit diantara fasa gerak dan fasa
diam di dalam kolom pada kecepatan dan waktu yang berbeda.
Kromatografi gas (KG) merupakan jenis kromatografi yang digunakan dalam
kimia organik untuk perusahaan dan analisis, kromatografi gas dapat
digunakan untuk menguji kemurnian dari bahan tertentu, atau memisahkan
berbagai komponen dari campuran.
B. Cara Kerja Kromatografi Gas
1. Komponen alat Kromatografi Gas
Alat kromatografi gas terdiri atas 7 bagian pokok, yaitu:
1) Silinder tempat gas pembawa/ pengangkut
2) Pengatur aliran dan tekanan
3) Tempat injeksi sampul
4) Kolom
5) Detector
6) Pencatat
7) Terminal untuk 3, 4 dan 5 (tempat injeksi sampel, kolom dan detector)
Keterangan:
a. Gas Pengangkut (Fasa mobile)
Gas pengangkut (Carrier Gas) ditempatkan dalam silinder bertekanan
tinggi. Biasanya tekanan silinder sebesar 150 atm. Gas pembawa harus
bersifat inert dan murni, seringkali gas pembawa ini harus disaring
untuk menahan debu uap air dan oksigen. Gas yang sering digunakan yaitu
N2, H2, He dan Ar.
b. Sistem Injeksi sampel
Untuk mendapatkan efisiensi maka sampel dimasukkan ke dalam aliran gas
dan jumlah yang sedikit dengan waktu yang tepat. Jika sampel berupa
cairan, maka harus diencerkan terlebih dahulu dalam bentuk larutan.
Injeksi sampel dapat diambil melalui karet silicon ke dalam oven, banyak
sampel + 0,1 -10 µL.
c. Kolom
Fungsi kolom merupakan “jantung” kromatografi gas dimana terjadi
pemisahan komponen- kompinen cuplikan kolom terbuat dari baja tahan
karat, nikel, kaca.
d. Detektor
Fungsi detektor adalah untuk memonitor gas pembawa yang keluar dari kolom dan merespon perubahan komposisi solut yang terelusi.
e. Pencatat (recorder)
Fungsi recorder adalah sebagai alat untuk mencetak hasil percobaan pada
sebuah kertas yang hasilnya disebut kromatogram (kumpulan puncak grafik)
C. Prinsip Kerja Kromatografi Gas
Gas pembawa (biasanya digunakan Helium, Argon atau Nitrogen) dengan
tekanan tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase
diam. Selanjutnya sampel di injeksikan kedalam injektor (Injection
Port) yang suhunyan dapat diatur. Komponen- komponen dalam sampel akan
segera menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom.
Komponen- komponen akan teradopsi oleh fasa diam pada kolom kemudian
akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd masing-
masing komponen sehingga terjadi pemisahan.
Komponen yang terpisah menuju detektor dan akan terbakar menghasilkan
sinyal listrik yang besarnya proporsional dengan komponen tersebut.
Sinyal lau diperkuat oleh amplifier dan selanjutnya oleh pencatat
(recorder) dituliskan sebagai kromatogram berupa puncak. Puncak
konsentrasi yang diperoleh menggambarkan arus detektor terhadap waktu.
D. Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Gas
Kromatografi Gas memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan metode kromatografi lainnya, kelebihannya antara lain:
1) Analisis dapat dilakukan dengan cepat
2) Sensivitasnya tinggi
3) Mampu mengidentifikasi konstituen renik
4) Batas deteksi sampai dengan 10-9 g/L
5) Dapat dilengkapi sistem komputer untuk mengontrol bagian- bagian
kromatogram dan menyimpan data hasil percobaan dalam memorinya.
Sedangkan kekurangan kromatografi Gas di antaranya adalah:
1) Teknik kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
2) Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam
umlah besar. Pemisahan pada tinkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada
tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau
ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain.
3) Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fasa diam dan zat terlarut.
E. Aplikasi Kromatografi Gas dalam kehidupan
1. Metode ini digunakan untuk analisis senyawa organik yang mudah
menguap seperti hidrokarbon dan ester selain itu juga untuk analisis
minyak mentah dan minyak atsiri dalam buah.
2. Gas Liquid Chromatography (GLC) sangat berperan penting dalam upaya
memonitor dan mengendalikan distribusi pencemaran dalam lingkungan,
misalnya dalam Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) USA menjalankan suatu
program yang efektif untuk memonitor kadar pestisida dalam tanah
diberbagai tempat di negeri itu dengan cara kromatografi gas.
3. GLC juga dapat digunakan untuk identifikasi dan pengelompokan
pemonitoran gas- gas pernafasan selama anestesi, penelusuran senyawa
organik dan organisme hidup pada planet lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar